Sabtu, 13 Juli 2013

Fulham and his future

 



Tadi sore secara resmi Fulham dijual oleh Mohammed Al Fayed kepada Shahid Khan.Tentunya penjualan klub ini terasa cepat karena baru seminggu sebelumnya klub ini ditawarkan oleh Al Fayed.








"Waktu saya menjabat sebagai pemilik dari Fulham Football Club suatu hari akan datang ke sebuah akhir, dan saya merasa bahwa waktunya kini telah tiba,"

"Waktunya tepat karena saya telah menemukan seorang pria yang sangat baik dalam diri Shahid Khan untuk menerima tanggung jawab dan hak istimewa yang saya telah nikmati di Fulham sejak tahun 1997. 

"Fulham akan berada di tangan yang sangat baik dengan Shahid, yang sukses dalam bisnis dan memiliki gairah dengan olahraga yang sangat jelas. 

"Saya meminta semua orang yang mencintai Fulham dan rumah kami Craven Cottage untuk menyambut Shahid saat ia memulai perjalanannya sebagai penjaga berikutnya dari Fulham Football Club."

Saya mengutip pernyataan resmi Al Fayed saat Fulham resmi dijual.

  
Mengapa dia menjual klub yang sudah ia miliki selama 16 tahun ?
 Melihat bahwa ia sudah banyak menjual usahanya di Inggris,seperti pusat belanja Harrods pada bulan May 2010 dan jarangnya dia tinggal di Inggris beberapa tahun belakangan tentunya alasan yang tepat bagi dia untuk berhenti menjadi pemilik Fulham.
Deal yang dikatakan sebesar 200 juta poundsterling dengan Shahid Khan membuat dirinya bahagia tentunya karena membawa keuntungan setelah membeli Fulham sebesar 45 juta pundsterling pada tahun 1997.




JACKSONVILLE, FL - SEPTEMBER 16:  Owner Shahid...













Mengapa Shahid Khan mau membeli Fulham ?
Bisa dibilang pengusaha kelahiran Pakistan ini sudah memiliki pijakan pasti jika melihat keuangan Fulham.Dengan hutang klub yang tinggal 4 juta poundsterling,Fulham bisa dibilang siap dikembangkan tanpa harus menanggung hutang yang berat di awal.

Kenapa Al Fayed mau Shahid Khan sebagai pemilik baru Fulham ?
Pria Mesir berusia 84 tahun ini berani memilih pengusaha ini karena latar belakangnya.Shahid Khan sebagai pemilik klub NFL,Jacksonville Jaguar tentunya memiliki pengalaman di bidang kepemilikan klub olahraga yang dapat siap untuk memimpin tim sekelas Fulham.Ditopang usaha dia yang berada di Amerika Serikat bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Fulham.

Target apa yang harus dicapai Khan setelah membeli Fulham ?
Membawa Fulham berprestasi seperti 3 musim lalu dapat mencapai final Europa League. Performa mereka di kompetisi yang stabil dan sudah pembelian pemain sekelas Maarten Stekelenburg,Derek Boateng dan Fernando Amorebieta di musim transfer ini dan bisa berlanjut di bawah kepemilikan terbaru tentunya dapat membawa mereka berprestasi musim ini.
dan
Melanjutkan usaha Al Fayed.Fulham yang sudah bebas hutang dan fasilitas tim yang sudah berkembang serta suporter yang mencintai apa yang dilakukan pemilik sebelumnya tentunya membawa dampak besar bagi Shahid Khan saat memimpin klub ini.

Untuk menutup analisis saya,

Pernyataan resmi dari Shahid Khan,
  
"Saya sangat beruntung telah diperkenalkan kepada Mohamed Al Fayed, orang yang saya hormati dan kagumi sangat atas apa yang telah dicapai dalam hidupnya dan - di atas semua - apa yang telah diberikan orang lain.



"Hari ini, dia memberikan saya hak istimewa dan tanggung jawab untuk melayani sebagai pemilik berikutnya Fulham Football Club. 

"Saya sangat terhormat untuk menerima dan ingin berterima kasih padanya, atas nama setiap orang yang mencintai Fulham, selama 16 tahun pelayanan yang luar biasa untuk klub. 

"Mr Al Fayed menyelamatkan klub di saat yang dibutuhkan dan telah membawanya ke dalam Liga Premier. 

"Fulham adalah klub yang sempurna pada waktu yang sempurna bagi saya. 

"Saya tidak melihat diri saya begitu banyak sebagai pemilik Fulham, tapi pemilik klub atas nama penggemarnya. 

"Prioritas saya adalah untuk memastikan klub dan Craven Cottage masing-masing memiliki tempat layak dan berkelanjutan di Premier League sehingga bisa dibanggakan penggemar generasi sekarang dan masa depan bisa dibanggakan. 

"Kami akan mengelola urusan keuangan dan operasional klub dengan kehati-hatian, dengan pengembangan pemain muda dan program komunitas sebagai elemen fundamental penting dari masa depan Fulham."


 











Pernyataan akhir dari Al Fayed,

"Sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya untuk pensiun dan menghabiskan waktu untuk bermain sepak bola dengan cucu-cucu saya. 

"Saya sedih tapi bangga dengan prestasi kami. Saya sangat berterima kasih kepada fans Fulham, para fans yang paling luar biasa di dunia. 

"Mereka telah memberi saya dukungan dan kasih sayang ketika mereka telah melihat saya di laga kandang mereka.

"Aku tidak akan pernah mengecewakan mereka. Saya telah menyerahkan klub pada klub pada pria berbakat, jujur ​​dan sangat mampu menghormati Fulham dan tradisinya. Dia adalah seorang olahragawan besar."

*@Obinhartono1 untuk blog @MEDIO_Club*

NORWICH CITY dan LAUTAN PREMIER LEAGUE 2013-2014







            The Canaries, alias Norwich City bukanlah nama yang asing bagi penikmat sepakbola. Terutama fans fans yang memiliki favorit tim dari Premier League. Norwich city sejatinya adalah klub yang berbasis di Norfolk, Inggris. Dengan Ipswich Town sebagai rival abadinya, tentu pertemuan kedua klub ini sangat ditunggu penikmat sepakbola (ehm,, penikmat sepakbola secara nyata, bukan penonton sepakbola kebanyakan). Klub yang pernah mengalahkan Bayern Munich pada musim 1992-1993, ini memiliki sejarah cukup panjang. Beberapa nama besar seperti, Steve Bruce maupun Chris Sutton pernah merasakan menyepak bola di Carrow Road.

Lantas, kenapa judul seperti ini yang dipilih?

Norwich City 2010-2011


Jelas, ada Hubungannya. Yang mau saya tekankan disini ialah, gebrakan nyata yang dilakukan oleh Delia Smith dan Michael Wynn-Jones untuk membuat Norwich City tidak berhenti mengarungi samudera Premier League. Sejatinya, Norwich City memang dikenal suka mondar mandir turun peringkat, bahkan sampai relegasi.  6 tahun lalu, klub ini memang turun ke Coca Coca Championship. Alias divisi 1. Keluarga pencinta sepakbola, terutama Norwich City ini tidak  mau klub kesayangan mereka tenggelam di dasar klasemen, apalagi sampai relegasi.  Karena itu, Delia Smith dan Michael Wynn Jones sepakat mengeluarkan dana jor joran untuk mendatangkan pemain pemain berkelas demi bertahannya Norwich City di musim depan.
Pasutri ini, keluarga kaya raya yang memiliki banyak usaha. Delia Smith, seorang nenek berusia 70 tahun ialah seorang juru masak ternama di Inggris. Sedangkan, Michael Wynn Jones, suaminya adalah mantan editor Daily Mirror yang juga berasal dari Inggris.  Ummm,… Aktor Hugh Jackman, alias Wolverine itu juga hampir pernah menanam saham di Norwich City. Belakangan ia malah menyesal karena dia nggak jadi menanam saham di public The Canaries!

Lalu, apa saja yang dilakukan oleh Pasutri ini demi tercapainya Norwich yang baru?

Delia Smith - Michael Wynn Jones

Jawabnya… Pembelian gila gilaan yang belum pernah dilakukan manajer Norwich lainnya.  Salah satu upayanya ialah mendatangkan duo penyerang asal Leeds United pada musim lalu, ialah Luciano Becchio dan Robert Snodgrass. Dan pada Transfer Windows musim ini, keduanya sepakat mendatangkan beberapa pemain baru.
Pemain muda, menjadi kunci dalam permainan. Striker muda negeri Kincir Angin, Ricky Van Wolfswinkel juga mereka datangkan untuk menggantikan striker tua Grant Holt yang hengkang ke Wigan. Dani Ayala yang pernah merasakan atmosfer The Anfield, serta Jabier Garrido yang lama berada di public Etihad Stadium.

Serta nama nama lain seperti, Nathan Redmond (Birmingham), Martin Olsson (Blackburn) dan Carlo Nash (Stoke) mereka datangkan.

Nah… Patut ditunggu kiprah Norwich dalam mengarungi lautan Premier League musim 2013-2014.  Semoga dapat menghasilkan permainan yang berkualitas dan menarik musim depan ya!



Pradana Arya
Kontributor @MEDIO_club

Jumat, 12 Juli 2013

Tamu Adalah Raja ( ? )

Pra musim tahun ini menjadi spesial bagi negara kita, Indonesia. Setelah sekian lama berharap dapat menyaksikan klub - klub kelas dunia secara langsung, impian kita akhirnya tercapai. Ya, Indonesia tahun ini kedatangan berbagai klub sepakbola Inggris berkelas dunia yang sebelumnya hanya singgah di negara tetangga. Arsenal, Liverpool, dan Chelsea akan menjajal kedalaman squad Indonesia yang sebelumnya telah beruji coba dengan Tim Nasional Belanda.


Para Promotor mendatangkan klub Premier League ke Indonesia


Segala jenis media beberapa hari terakhir membahas tentang kedatangan Arsenal, yang sebenarnya membuat saya sedikit bosan. Namun diantara beberapa tulisan terkait kedatangan The Gooners ke Indonesia, ada satu artikel yang membuat saya tertarik, yaitu cerita dimana Niac Mitra - klub jaman galatama - pernah mengalahkan Arsenal dengan skor 2-0. Selain itu juga ada artikel yang membuat saya tertawa jengkel, dilansir koran Seputar Indonesia, tentang ucapan Giovanni van Brockhorst yang mengatakan mantan klub-nya akan mendapatkan sambutan hangat dan atmosfir yang bagus saat melawat ke Indonesia.


Supporter setia memadati daerah GBK,Senayan


Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan animo sepakbola yang sangat tinggi. Support kita dikenal di berbagai negara melalui siaran AFF Cup yang juga disiarkan oleh televisi luar. Dari tayangan tersebutlah, banyak pemain - pemain kelas dunia memberi penghargaan kepada kita. Namun, hal tersebut seaakan punah saat negara ini kedatangan 'tamu besar'. Saya ingat selepas pertandingan persahabatan Indonesia melawan Belanda, ada tulisan berjudul "Negara ini Negara Supporter, bukan Negara Sepakbola". Satu hal yang harus diterima karena benar adanya walaupun menyakitkan.


Saat melawan Belanda, banyak fans - fans klub luar atau bahkan fans negara Belanda memilih untuk mendukung tim lawan dibanding menghabiskan suaranya meneriakan nama negaranya sendiri - walaupun tidak semua - Hasilnya kita memperlakukan mereka, seakan sedang bermain di kandang sendiri. Beberapa hari lagi, Indonesia akan memulai pertandingan persahabatan mereka melawan klub - klub Premier League, yang diawali dengan menjamu Arsenal di Stadion Utama Gelora Bung Karno.



Tamu di kandang sendiri ? Kalian pasti bercanda!



Saya berharap, kita belajar dari pertandingan internasional yang dilakoni Indonesia di masa-masa lampau dan juga dari pertandingan melawan Belanda beberapa waktu yang lalu. Buktikan jika kita negara sepakbola, buktikan jika tidak ada yang dapat membeli loyalitas kita kepada negara. Jangan hiraukan berita bohong akan kekecewaan RVP saat berlaga di GBK. Bukan hanya itu bohong, tapi juga intimidasi lawan adalah salah satu tugas supporter dan para pemain professional sudah terbiasa dengan hal tersebut.


Jika kita bisa mengintimidasi sesama publik sepakbola Indonesia di liga lokal, yang notabennya adalah saudara seperjuangan.. Kenapa kita tidak bisa melakukannya kepada mereka, orang asing ? Apa karena pribahasa "Tamu adalah Raja" ? Coba pikirkan lagi :)



*dari @adrieedu untuk @Medio_Club official blog

Selasa, 09 Juli 2013

Agent: - Achievement & Addiction - For The Player Future

Sudah merupakan rahasia umum nasib seorang pesepakbola profesional bukan di tangan mereka sendiri, sejak belajar menendang bola, mata para pencari bakat & agent sudah  tertuju pada mereka yang memiliki talenta menonjol dan dengan sigap menghubungi orang - orang yang memiliki akses ke pemain tersebut. Biasanya sekolah sepakbola menjadi sasaran empuk para agent sepakbola untuk mendapatkan investasi mereka untuk masa depan. 







Kita bisa melihat banyak pemain berbakat yang layu sebelum berkembang karena ulah agent mereka sendiri yang mempromosikan produknya ke berbagai klub tanpa memikirkan perkembangan pemain. Di lain sisi, ada yang mengalami sukses besar dalam karir mereka. Ya, pemain dan agent adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dari dunia sepakbola modern saat ini. Tapi, seharusnya para pemain sendiri harus sadar akan batas kemampuan mereka untuk sebuah kompetisi sehingga mereka dapat merasakan puncak karirnya disaat yang tepat dan menorehkan tinta emas di dunia persepakbolaan. 


Banyak pula pemain - pemain yang menggunakan jasa keluarga untuk menjadi agent mereka. Sadar akan kenyamanan dan keamanan impian mereka tentang liga yang mereka dambakan atau apapun yang mungkin akan mudah dipublikasikan oleh agent - agent yang tidak dekat dengan mereka. Akhirnya entah itu saudara atau bahkan ayahnya sendiri memiliki tugas ganda, sebagai saudara dan "broker". Seperti yang terjadi pada sosok striker Lazio, Mauro Zarate dengan agent-nya Segio Zarate.







Masalah ekonomi juga menjadi pertimbangan mengapa mereka yang sangat dekat dipilih menjadi tangan kanan pemain. Pasalnya, setiap penjualan yang berhasil, para agent mendapatkan komisinya dan kemungkinan Sang pemain 'dirampok' atau dikandaskan negosiasinya lebih kecil jika yang melakukan pembicaraan adalah seseorang yang memiliki ikatan batin dengan mereka. Para pemain yang beragensikan anggota keluarga juga punya kemungkinan lebih besar untuk maju, karena agent mereka lebih mementingkan perkembangan klien-nya dibanding kekayaan yang ia dapatkan.


Seorang agent dapat berperan sebagai malaikat ataupun setan yang menjerumuskan Sang Pemain. namun keduanya saling bergantung. Tidak ada pemain professional tanpa seorang agent dan tidak ada agent tanpa kehadiran para pemain professional. Mereka bagaikan dua sejoli yang akan selalu bersatu walaupun badai menghadang.


*From @dondonesia for @Medio_Club official blog

Senin, 08 Juli 2013

Mereka Bilang Benteke Bawa Bencana..

Pagi ini publik sepakbola dikejutkan dengan kabar tentang 'keberhasilan' Christian Benteke mendapatkan jalan keluarnya dari Villa Park, kandang Aston Villa. Hal tersebutpun serentak memicu reaksi negatif dari para pendukung klub kota Birmingham. Pasalnya, Christian Benteke yang baru saja tiba 10 bulan yang lalu dari KRC Genk merupakan salah satu penyelamat mereka dari zona degradasi yang mengancam musim lalu.





Setelah berhasil mencetak 19 gol di musim pertamanya merumput di daratan Britannia, Benteke menjadi incaran banyak klub besar. Sekarang striker asal Belgia tersebut telah mengantongi ijin untuk pergi dan melanjutkan petualangannya di klub baru, asalkan.. Ada klub yang berani menawarkan uang minimal 20 juta pounds hingga kurang lebih 30 juta pounds kepada Aston Villa demi mendapatkan jasa striker yang sangat dominan di duel udara tersebut. Benteke dibanderol hampir 3x lipat dibanding saat Paul Lambert memboyongnya dari Belgia dengan harga 7.8 juta Pounds.


Paul Lambert sendiri mengaku sangat kecewa dengan keputusan Benteke yang meminta dirinya untuk dijual, padahal, mantan pelatih Norwich City telah memasukannya kedalam rencana pembangunan klub. Jiika sang manager saja sudah mengaku sakit hati dengan keputusan striker 22 tahun tersebut, bagaimana dengan para fans ? Kemungkinan besar mereka merasakan hal yang sama, dan akan semakin sakit dalam beberapa hari kedepan. Ingat, Benteke sempat berjanji akan bertahan dan menyebut mereka ( para supporter ) sebagai bagian dari dirinya. Benteke saat itu mengatakan, sambutan dan perlakuan para pendukung The Villans membuatnya tidak berpikir untuk hengkang.






Benteke mungkin akan dicap sebagai pembual, pemberi harapan palsu, dan akan dibenci oleh fans. Namun, bayangkan apa yang terjadi bila Benteke benar - benar hijrah ? Aston Villa akan kehilangan pahlawannya dan mungkin akan terjadi bencana, degradasi di akhir musim nanti. Ya jika kita melihat di satu sisi, mungkin itu akan terjadi, namun, Benteke memberi suntikan dana sebesar 20-30 juta Pounds. Saat ini Chelsea menjadi klub yang terdepan untuk mendapatkan jasanya, ditambah hasil penjualan dari Darren Bent, jika mantan striker Sunderland tersebut juga ikut hengkang.

Paul Lambert akan memiliki dana besar untuk membangun klub sesuai keinginannya. dan belajar dari pembelian Sang 'Public Enemy', Paul Lambert memiliki mata tajam untuk memilih pemain - pemain potensial yang dapat menjadi pilar klub berikutnya.


Lagipula, jika memang fans Aston Villa, seharusnya tahu jika klub mereka selalu "PREPARED" sejak awal dibentuk pada tahun 1874.


*dari @adrieedu untuk @Medio_Club official blog
PS: Jika kalian sedikit familiar dengan tulisan ini, mungkin kalian telah membaca hal serupa tapi tak sama di ESPN. Tulisan ini memang terinspirasi dari tulisan Kevin Hughes

Jumat, 05 Juli 2013

Radiasi Red Bull: 'Raksasa' Sepakbola dunia

Melihat sebuah klub sepakbola dimiliki oleh seorang pengusaha minyak dari Russia ataupun Timur Tengah mungkin sudah biasa bagi kita, di Manchester ataupun Melihat sebuah tim dikuasai oleh pejabat - pejabat bermasalah juga sudah sering terjadi di industri sepakbola modern, seperti yang sempat terjadi di Indonesia, Manchester dan Birmingham.

Tapi berapa dari mereka yang merupakan pengusaha minuman ? Seperti yang (sebenarnya) terjadi di berbagai belahan dunia saat ini. Ya, minuman energi hasil karya seorang peternak keturunan Thailand - China, Chaleo Yoovidhya & seorang sarjana marketing keturunan Austria - Kroatia, Dietrich Mateschitz, Red Bull atau lebih kita kenal sebagai Krating Daeng merupakan perusahaan yang memilih menginvestasikan uangnya kedalam keindahan sepakbola.




Red Bull memang sudah terkenal di dunia olahraga sejak tahun 1990, saat mereka kerap kali menjadi sponsor balap mobil internasional. Namun pada 6 April 2005, Dietrich Mateschitz memilih sepakbola menjadi investasi utamanya. Klub negara asalnya, Austria Salzburg pun menjadi klub Sepakbola bernama Red Bull pertama di dunia.  Moment yang dianggap pas oleh para supporter Salzburg setelah di musim sebelumnya, 2004/2005, klub mereka menjalani musim yang mengecewakan.

Diambil alih oleh Red Bull, klub kota Salzburg, Austria ini langsung kembali bersinar dengan menutup musim di peringkat kedua, dan bermain di kompetisi eropa semusim berikutnya, Red Bull Salzburg, saat itu ditangani Kurt Jara serta diperkuat pemain sekaliber, Andreas Ivanschitz.





Seakan kecanduan, Mateschitz melanjutkan petualangannya membangun klub sepakbola, 9 Maret 2006, ia kembali lebarkan sayap Red Bull di dunia olahraga. Kali ini, New York MetroStars yang ditunjuk menjadi klub resmi Red Bull. Mereka berganti nama menjadi New York Red Bull, yang santer terdengar di media Indonesia saat berhasil merekrut pemain legendaris, Thierry Henry.

Di musim pertamanya 'memiliki' New York, usaha Mateschitz meyakinkan publik Amerika Serikat langsung berhasil. Ia sering sengaja mengontak penyanyi ternama untuk menemani para supporter saat jeda dengan lagu - lagu hits, seperti yang dilakukan Shakira dan pencitraannya diimbangi dengan prestasi, NY Red Bulls, yang saat itu diperkuat Jozy Altidore berhasil menembus playoff MLS walaupun akhirnya kalah di semi-final.


Setahun berselang, Red Bull yang sudah memiliki New York sebagai basecamp sepakbola mereka, melanjutkan ambisinya ke daerah selatan, tepatnya Brazil. Berbeda dengan 2 klub sebelumnya yang mengalami re-branding, Red Bull memilih untuk membuat klub bernama RB Brazil di negeri leluhur sepakbola tersebut. Klub tersebut saat ini sedang bermain di Paulista A2 ( Divisi 2 regional Sao Paolo ). Setahun setelah membentuk tim sepakbola di Brazil, Red Bull membentuk RB Ghana di Afrika sebagai klub sepakbola ke-4 mereka.




Belum selesai sampai disitu, Red Bull kembali ke eropa dan membentuk klub amatir di Jerman, RB Leipzig ditemukan pada tahun 2009. Berbeda dengan klub asuhan Red Bull lainnya, Leipzig tidak membawa brand minuman energi tersebut pada nama klub mereka. Hal ini terkait kepemilikan klub Jerman yang 51% sahamnya harus dipegang oleh Asosiasi sepakbola Jerman. Red Bull hanya memiliki 49% diantaranya, tapi nama Rasen Ballsport yang disingkat RB layaknya Red Bull sudah cukup menjadi representasi mereka. Di tahun yang sama pula, Red Bull Brazil memenangkan Paulista Segunda.

RB Leipzig yang memulai karir di divisi 5 sepakbola Jerman, akhirnya akan menjadi klub yang bermain di liga proffesional musim depan setelah menjadi juara regional utara musim lalu, mereka menatap 3.Liga , divisi 3 Jerman musim mendatang.


Jika Red Bull berani menginvestasikan uang mereka dalam dunia Sepakbola dan membangkitkan prestasi klub tersebut.. Apa yang terjadi di Indonesia ?


dari @adrieedu untuk @Medio_Club official blog :)

Sepakbola[ng]

Sudah 5 hari sejak jendela transfer kembali dibuka, setiap klub bergegas menambah amunisi mereka untuk menyambut musim 2013/2014. Banyak dari mereka menyatakan ketertarikan kepada seorang pemain, namun sedikit dari mereka yang bergerak. Sebut saja, Arsenal yang setiap 6 bulan sekali, selalu dipenuhi rumor pembelian pemain, namun sedikit dari mereka yang benar - benar berlabuh di Emirates. Hari ini publik sepakbola dikejutkan dengan comeback Nicolas Anelka ke Premier League bersama West Bromwich Albion. The Baggies akan menjadi klub ke-11 pemuda PSG didikan Arsene Wenger tersebut. 


Selain Anelka, ada beberapa pemain yang juga bejiwa bertualang layaknya pemain kebangsaan Perancis tersebut, ini dia para bolang di dunia sepakbola:


1. Marcus Bent


Kakak dari striker Inggris, Darren Bent berposisi sama dengan adiknya. Keduanya pernah menjadi duet saat masih sama - sama bermain di Charlton Athletic. Yang berbeda adalah, Darren baru menginjakan kakinya di 5 klub berbeda. Sedangkan Marcus sudah membela 16 klub.

6 diantaranya sebagai pemain pinjaman, namun berarti ia memberi kontribusi lebih di 10 klub permanennya. Total 500 pertandingan bersama berbagai klub termasuk Mitra Kukar, Marcus hanya mengoleksi 97 gol. Torehan terbaiknya adalah saat bersama Sheffield United 20 gol dari 48 penampilan.

Marcus Bent juga pernah merumput bersama Wigan Athletic, Everton, dan Birmingham City.



2. Drewe Broughton


Striker yang memulai debutnya bersama Norwich City pada tahun 1996 ini telah membela 21 klub sepanjang karirnya. Termasuk MK Dons (07/08) & AFC Wimbledon (2011).

Melakukan debut professionalnya saat berusia 18 tahun, Broughton tidak pernah mendapatkan rumah sejatinya. Ia hanya bertahan di suatu klub maksimal 2 tahun lamanya. Saat berseragam Southend United, ia hanya mencetak 2 gol dari 44 penampilannya bersama klub. Jauh lebih produktif saat ia dipinjamkan Southend ke Rushden & Diamond pada tahun 2004. 21 penampilannya berbuah 6 gol dan meyakinkan R&D mempermanenkan jasanya pada tahun 2005. 10 gol ia cetak sebelum akhirnya kembali bertualang ke Chester City.



3. Lutz Pfannenstiel


Lutz Pfannenstiel merupakan kiper kebangsaan Jerman binaan FC Vilshofen, namun ia tidak pernah sekalipun membela tim senior akademinya. Karir proffesionalnya dimulai pada awal 90an dimana ia membela FC Badkotztig selama 2 tahun dan tampil sebanyak 68 pertandingan.

Namun tidak ada benua yang tidak pernah ia sambangi. Ia ke Asia, membela Penang FC (Malaysia) lalu ke Amerika membela klub Kanada, Vancouver Whitecaps. Ke Oceania bersama Otago United dari Selandia Baru hingga Afrika membela Orlando Pirates. Sekarang jiwa petualangnya digunakan Hoffenheim untuk mencari talenta - talenta muda di seluruh dunia.


3. Richard Pacquette

Bagi mereka yang gemar mengisi waktu kosongnya menyaksikan liga amatir Inggris mungkin tidak asing dengan nama yang satu ini. Pacquette sering kali menjadi kunci klub amatir dapat berlaga di League Two,

Striker didikan Queens Park Rangers ini sudah malang melintang ke 27 klub berbeda walaupun baru melakoni debut professional 13 tahun yang lalu bersama QPR. QPR mungkin bagian dari dirinya namun Havan & Waterlooville adalah tempat hatinya berlabuh, ia memberi 22 gol dari 66 pertandingan.



4. Trevor Benjamin


Trevor Benjamin merupakan Striker berdarah berkebangsaan Inggris - Jamaika. Pernah membela keduanya, namun hasilnya tetap diwarnai kegagalan. Ia hanya bermain sekali untuk Inggris U21 di tahun 2001 dan 2 kali untuk Jamaika di 2002.
Namanya bukanlah sesuatu yang asing bagi penggemar Premier League awal 2000an. Dari 29 klub yang menggunakan jasanya, ia sempat membela berbagai klub top flight saat itu, salah satunya Leicester City.



5. John Burridge

John Burridge, kiper yang satu ini merupakan yang pemain paling tua dan paling berpengalaman diantara semua yang sudah saya tampilkan. Kiper yang memulai karir professionalnya diusia 19 tahun ini telah berkelana keliling Inggris. Ia sempat berseregam klub - klub top Premier League saat itu, seperti Aston Villa, Southampton, dan Crystal Palace.

Burridge juga masuk ke dalam Hall of Fame Blackpool, setelah 134 penampilannya dalam 4 tahun bersama The Seasiders. Ia juga sempat bergabung dengan Newcastle United & Manchester City, namun tidak sekalipun melakoni laga.

John Burridge telah membela 30 klub sepanjang karirnya di dunia sepakbola.




Calon petualang : Arouna Kone



Satu nama lagi yang perlu diperhatikan "kestabilannya" membela klub. Dia adalah striker Pantai Gading, Arouna Kone. Hingga saat ini ia telah membela 9 klub, di berbagai kompetisi elite eropa. Seperti Belanda, Spanyol, Jerman, Inggris, dan Belgia.

Striker yang masih berstatus sebagai pemain dari klub juara FA 2013, Wigan Athletic mungkin akan kembali melanjutkan petualangannya di Inggris musim depan, menginggat pelatih yang membawanya ke tanah Ratu Elizabeth, hijrah ke Mersyside bersama Everton. Bukan tidak mungkin, Kone memilih rival Liverpool tersebut sebagai destinasi ke-10-nya.

Kita lihat saja, masih ada waktu sebelum Kone membulatkan keputasannya, tapi kenapa banyak dari para 'bolang' ini seorang striker ya ?




*dari @adrieedu untuk @Medio_Club official blog :)